Rabu, 20 Juni 2012

PERUBAHAN KEKUATAN DIELEKTRIK KERTAS ISOLASI AKIBAT PROSES PEMBURUKAN DENGAN PEMANASAN


PERUBAHAN KEKUATAN DIELEKTRIK KERTAS ISOLASI AKIBAT PROSES PEMBURUKAN DENGAN PEMANASAN


Paremeter-parameter kemampuan bahan isolasi seperti : kekuatan dielektrik,resistivitas, kapasitansi, permitivitas dan sebagainya merupakan parameter yang sangatperlu diketahui dalam penggunaan bahan isolasi dalam aplikasi mesin listrik. Keseluruhan parameter diatas sangat perlu diuji, tidal( saja saat keadaan baru tetapi juga detail perameter setelah mengalami perlakukan panas karena tekanan panas merupakan salah satu penyebab utama kerusakan bahan isolasi.
Penelitian parameter-parameter dengan
pengaruh perlakuan panas dari sebagai bahan isolasi akan menunjukkan kemampuan
bahan isolasi tersebut memikul efek pemburukan yang diakibatkan oleh panas tersebut.
Dalam penelitian ini, dibahas dua jenis kertas isolasi yakni : kertas isolasi laminasi
film poliester (Polyester film laminate), dan kertas isolasi berperekat nomex. Pengujian
dilakukan untuk mengukur kekuatan dielektrik kertas isolasi yang mengalami penuaan
paksa akibat temperatur berlebih. Pengujian dilakukan untuk rentang suhu 25°C s/d
300°C.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besar kekuatan dielektrik kertas isolasi
berlaminasi poliester (polyester film laminate) dan kertas isolasi berperekat nomex pada
rentang suhu 25 °C s/d 300 °C, menerangkan pengaruh panas terhadap kekuatan dielektrik
isolasi kertas berlaminasi poliester (polyester film laminate) dan kertas isolasi berperekat
nomex serta menerangkan perubahan yang dapat terjadi pada isolasi kertas akibat proses
pemburukan dengan pemanasan.
Pengukuran nilai resistansi kertas isolasi secara umum dibedakan menjadi 4 macam, yaitu pengukuran kertas isolasi yang sudah dipanaskan dengan suhu 150° C, 180° C, 200° C, dan tanpa pemanasan (baru). Masing-masing pemanasan dilakukan selama 100 jam, agar dapat diketahui pengaruh lamanya suhu pemanasan terhadap nilai resistansi, maka dan 100 jam lamanya pemanasan dibagi menjadi 4 data, yaitu pemanasan selama 25
jam, 50 jam, 75 jam, dan 100 jam. Masing-masing data terdapat lima buah sampel. Untuk
mendapatkan nilai Indeks Polarisasi, setiap sampel diukur nilai resistasnsi dari menit ke-1
hingga menit ke-10.
Pemanasan kertas isolasi dilakukan dengan menggunakan sebuah oven listrik, agar
suhu pemanasan dapat dipantau terus menerus, maka diletakkan sebuah termometer raksa pada bagian tutup oven. Suhu pemanasan diatur berdasarkan besarnya tegangan yang diberikan pada oven, pengaturan tegangan tersebut dengan menggunakan transfOrmator regulator.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar dan lama suhu pemanasan maka resistansi kertas isolasi semakin besar, resistansi terbesar adalah 136 Mega Ohm dihasilkan dari Pemanasan dengan Suhu 180° C selama 75 jam, jika kertas isolasi dipanaskan melebihi suhu tersebut maka nilai resistansinya akan menurun. Pemanasan kertas isolasi pada suhu 150° C dan suhu 180° akan memiliki nilai resistansi yang sama jika dipanaskan selama 100 jam. Lamanya pendinginan sampel yang sudah dipanaskan tidak memepengaruhi nilai resistansi yang tendon-. Dengan syarat, suhu
kertas isolasi sama dengan suhu kamar (28° C). Besamya nilai Indeks Polarisasi kertas isolasi yang tidak dipanaskan adalah lebih dari satu, sedangkan semua sampel yang dipanaskan memiliki Indeks Polarisasi kurang dari satu. Kertas isolasi kelas A akan terbakar jika dipanaskan selama 100 jam.pada suhu 200° C.



## Dari berbagai sumber

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. salam kenal mas bro saya mau belajar menggulung ulang dinamo genset mohon pencerahanny terima kasih salam saproji service

    BalasHapus